Latar Belakang Rakor Operasionalisasi Kopdes Merah Putih
pesonakebun.com – Selasa (26 Agustus 2025), Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono bertindak sebagai pemimpin rapat koordinasi (Rakor) pembahasan operasionalisasi Kopdes/Kel Merah Putih. Acara digelar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta
Rakor ini jadi bukti bahwa pemerintah makin serius mendorong koperasi desa sebagai sarana distribusi pangan murah—khususnya pasokan komoditas dari BUMN dan swasta. Karena isinya bukan sekadar jualan sembako, tapi masuk ke strategi jangka panjang penguatan ekonomi desa
Target utamanya adalah memperluas jaringan gerai koperasi: dari 6.337 Kopdes Merah Putih yang terbentuk, kini sudah ada 7.905 gerai aktif yang siap sinergi dengan BUMN dan swasta dalam penyediaan produk pangan. Angka ini terus dipacu agar akses masyarakat ke kebutuhan pokok semakin mudah, murah, dan merata
Strategi Sinergi dengan BUMN & Swasta
Ferry menegaskan bahwa keterlibatan BUMN dan pihak swasta—khususnya para produsen pangan—adalah kunci agar operasionalisasi gerai koperasi berjalan efektif. Mereka siap menambah pasokan produk unggulan ke gerai-gerai desa
Dengan adanya jaminan suplai dari sejumlah badan usaha strategis, Kopdes Merah Putih bisa beroperasi tidak hanya sebagai toko sembako, tetapi juga titik serah publik yang melayani penyaluran subsidi ataupun program pemerintah lainnya
Rapat koordinasi juga menekankan fungsi ganda gerai koperasi: sebagai pusat ekonomi lokal sekaligus fasiltias layanan publik. Idealnya, gerai dapat menyimpan, mengolah, dan menyalurkan berbagai bantuan sosial dan komoditas penting seperti LPG 3 kg, pupuk subsidi, benih, hasil pertanian lokal, hingga pelayanan kesehatan dasar
Tahapan Operasional hingga Peluncuran Nasional
Secara bertahap, Kopdes Merah Putih disiapkan untuk mulai operasional secara nasional. Hingga akhir Juni 2025, 80.400 unit koperasi desa sudah terbentuk di seluruh Indonesia dan dipersiapkan sebagai pondasi ekonomi lokal
Dari jumlah itu, 92 unit koperasi dipilih dan siap dijadikan sebagai model percontohan nasional. Rencana peluncuran resmi percontohan ini dijadwalkan bersamaan dengan peluncuran serentak oleh Presiden di Klaten, Jawa Tengah, pada 19 Juli 2025
Pelatihan dan pendampingan bagi para pengurus juga mulai berjalan—dengan modul pelatihan dikembangkan oleh Kemenkop, LPDB, Himbara, dan BPD untuk menyiapkan sumber daya koperasi yang kapabel mengelola bisnis desa secara mandiri
Peran Data, Reforma Agraria, dan Kedaulatan Desa
Menurut Wamenkop, kunci pengoperasian dan pengelolaan Kopdes Merah Putih adalah data yang presisi. Ini memastikan intervensi kebijakan tepat sasaran dan efisien, terutama dalam mendukung daerah-daerah yang sudah siap koperasinya
Lebih jauh lagi, Ferry melihat koperasi desa sebagai fondasi untuk mewujudkan reforma agraria dan kedaulatan desa. Inisiatif ini hadir dalam konteks ketimpangan agraria dan distribusi yang masih timpang, serta minimnya kontrol petani atas hasil panennya
Melalui model Kopdes Merah Putih, distribusi pupuk dan hasil pertanian bisa diperpendek, sehingga petani bisa lebih sejahtera. Dengan sistem ini, kopdes bisa bermitra langsung dengan unit penggilingan desa, hingga menghasilkan sistem pangan yang benar-benar berdaulat
Evaluasi Dampak & Tantangan ke Depan
Hingga Agustus ini, sejumlah capaian positif terlihat: stok pasokan lebih stabil, partisipasi BUMN meningkat, dan daya serap produk desa lebih kuat. Namun tantangan juga tetap ada—mulai dari kesiapan infrastruktur koperasi desa, skema pendanaan, hingga kolaborasi antarstakeholder di daerah
Ferry menegaskan bahwa program ini bukan alat kampanye politik, melainkan investasi ekonomi nyata bagi desa. Operasional Kopdes Merah Putih memang melibatkan dana, tapi itu semua adalah pembiayaan produksi dan distribusi, bukan sekadar bantuan bersyarat
Selanjutnya, perlu dijaga agar legalisasi koperasi, pelatihan, dan manajemen operasional terus terjaga mutu dan konsistensinya—agar visi memperkuat ekonomi desa benar-benar terealisasi secara berkelanjutan.
Penutup & Rekomendasi Praktis
Rapat koordinasi operasionalisasi Kopdes Merah Putih yang dipimpin Wamenkop Ferry Juliantono menjadi titik awal penting dalam menghubungkan koperasi desa dengan rantai ekonomi produksi dan distribusi secara nasional.