Daerah Viral

BMKG Ingatkan Warga Waspada: Aktivitas Sesar Lembang Meningkat, Risiko Gempa Bertambah

BMKG Catat Aktivitas Sesar Lembang Meningkat Sejak Juli 2025

pesonakebun.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sejak 24 Juli 2025, terdapat peningkatan aktivitas gempa di sekitar jalur Sesar Lembang, khususnya segmen barat (Cimeta). Rentetan gempa kecil tercatat antara lain Magnitudo 1,8 pada 24 Juli; 2,1 pada 28 Juli; 1,9 pada 14 Agustus; 1,8 pada 15 Agustus; hingga 2,3 pada 19 Agustus. Gempa terbaru bermagnitudo 2,3 itu terjadi pada 19 Agustus 2025, pukul 11.44 WIB, dengan episenter berada 9 km barat laut Kota Cimahi, kedalaman 10 km.

Segmen Cimeta dianggap cukup aktif dan penting untuk terus dimonitor. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menegaskan bahwa tren peningkatan ini bukan untuk memicu kepanikan, melainkan menjadi alarm agar masyarakat lebih meningkatkan kesiapsiagaan secara nyata.

Seberapa Parah Ancaman Sesar Lembang Bagi Bandung Raya?

Sesar Lembang sendiri adalah sesar aktif sepanjang 29 kilometer, membentang dari Kabupaten Bandung Barat hingga Jatinangor, Sumedang. Sesar ini terdiri dari pergeseran horizontal (strike-slip) yang bergerak lambat—sekitar 2 hingga 3 mm per tahun—namun bisa membentuk gempa besar.

Berdasarkan kajian geologi dan skenario gempa, sesar ini memiliki potensi memicu gempa hingga Magnitudo 6,8–7,0. Simulasi shakemap memperkirakan intensitas VII–VIII MMI bisa mengganggu infrastruktur dan menyebabkan kerusakan serius.

Desa-desa seperti Cimanggu, Pasirlangu, Tugumukti, dan Pasirhalang pernah merasakan gempa kecil yang menjadi pertanda pentingnya mitigasi. Gempa pada 2011 dengan kekuatan hanya M3,3 saja sudah merusak ratusan rumah di Kampung Muril, Cisarua—menunjukkan betapa rapuhnya struktur bangunan di kawasan tersebut.

Pentingnya Mitigasi: Langkah Struktural dan Non-Struktural

BMKG dan Badan Geologi menekankan agar masyarakat tidak hanya waspada, tetapi juga melakukan mitigasi proaktif. Mitigasi bisa dibagi menjadi dua—struktur dan nonstruktur.

Secara struktural, bangunan harus dirancang tahan gempa, kurangi beban material berat, dan mengikuti building code (SNI 1726). Struktur ringan seperti kayu dan bambu bisa menjadi alternatif alamiah yang fleksibel menghadapi guncangan.

Sementara secara nonstruktural, edukasi masyarakat melalui simulasi, sosialisasi evakuasi, dan pemetaan zona rawan adalah kunci. BPBD juga sudah bekerja sama dengan desa-desa terdampak untuk membangun kesiapsiagaan, termasuk jalur evakuasi dan pelatihan tanggap gempa.

Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, mengimbau warganya untuk memahami risiko dan memperkuat kesiapsiagaan secara mandiri maupun bersama. Pemetaan zone rawan pun terus dilakukan sebagai landasan mitigasi bencana.

Ringkasan, Imbauan, dan Harapan untuk Masa Depan

Kesimpulan

Aktivitas Sesar Lembang telah menunjukkan tren peningkatan sejak akhir Juli 2025 dengan beberapa gempa kecil tercatat secara rutin. BMKG mengingatkan bahwa ini bukan alarm bahaya instan, tetapi merupakan sinyal agar masyarakat lebih siaga dan aktif melakukan mitigasi dengan benar.

Harapan & Tindakan Nyata

Yang utama sekarang adalah membangun kesadaran kolektif dan kesiapsiagaan—bukan panik. Pemerintah dan warga harus berkolaborasi dalam memperkuat struktur bangunan, menyebarkan informasi resmi, dan memastikan jalur evakuasi serta pelatihan tanggap darurat tersedia dan dipahami semua kalangan. Dengan begitu, jika gempa besar terjadi suatu saat, kita bersama bisa melindungi diri dan menekan dampaknya secara signifikan.