Viral Daerah Pemerintah

Bentrok Antarkampung di Ambon: Rumah Dibakar, Kepala Desa Dianiaya

Ambon, 19 Agustus 2025

pesonakebun.com – Situasi di Kota Ambon kembali memanas—bentrokan antarkampung antara warga Desa Hunut dan Desa Hitu pecah pada Selasa (19/8). Akibatnya, puluhan rumah dan kantor desa dibakar, dan kepala desa mengalami penganiayaan saat sedang bertugas. Insiden dipicu tawuran pelajar yang memakan korban jiwa. Yuk kita ulas kronologi, fakta, dan penanganan kejadian secara detail.

Kronologi Lengkap Bentrokan Antarkampung di Ambon

Bentrok bermula dari perkelahian pelajar dari Desa Hunut dan Desa Hitu di kawasan Durian Patah, Kecamatan Teluk Ambon. Konflik yang awalnya bersifat kelompok kecil cepat memanas saat satu pelajar dilaporkan tewas diduga akibat ditusuk.

Panikan meluas—massa membakar setidaknya tujuh rumah warga di pinggir jalan dan satu kantor desa. Dugaan kuat, api menyebar cepat karena ada penggunaan molotov dan busur panah sebagai senjata. Seorang warga bernama Alber menyebut, “tiba-tiba mereka datang dan membakar rumah-rumah kami,” tanpa tahu motif atau pelaku sebenarnya. Aparat kepolisian langsung diterjunkan untuk melakukan pengamanan, sementara tim pemadam diturunkan untuk memadamkan api.

Sementara itu, kepala desa yang sedang berkantor nyaris jadi korban; ia dianiaya oleh beberapa warga di tempat kerja. Kondisi lokasi tetap tegang dengan massa yang masih membawa tombak dan peledak improvisasi, serta aparat berjaga ketat.

Dampak Nyata di Lapangan dan Tindakan Darurat

Warga yang kehilangan rumah terpaksa mengungsi ke balai pertanian setempat. Pemerintah Kota dan aparat berjaga ketat di garis pemisah antar kampung untuk mencegah bentrokan susulan.  Mobil pemadam kebakaran sempat bolak-balik untuk memadamkan api, sementara tembakan peringatan digunakan untuk meredam massa. Kondisi masih rawan karena api belum sepenuhnya padam dan emosi warga belum terkendali.

Polisi membuka penyelidikan atas tawuran yang menyebabkan korban tewas serta insiden pembakaran yang terjadi setelahnya. Kepala desa yang dianiaya menjadi sorotan penting, karena ia berada dalam posisi simbolis sebagai pemimpin setempat. Kondisi warga dan otoritas desa pun terus dipantau untuk memastikan stabilitas jangka panjang.

Faktor Pemicu dan Kebutuhan Solusi Jangka Panjang

Bentrok ini dipicu oleh soldresi tawuran pelajar, tapi eskalasi seru karena baik warga maupun pelajar membawa senjata dan emosinya tak terkendali. Warga Alber berkata tak memahami akar bentrokan, hanya tahu pelajar tewas tertusuk—itu jadi titik pemicu utama kekerasan masal.

Kejadian ini memperlihatkan masalah serius dalam pengelolaan keamanan lokal, khususnya pengawasan terhadap pelajar dan respons dini aparat. Dialog antar kampung perlu dipulihkan dengan segera melalui forum desa atau mediasi pihak ketiga seperti pihak keagamaan untuk meredam ketegangan.

Selanjutnya, pemerintah dan aparat perlu memperkuat keamanan perbatasan kampung dengan mempertegas keberadaan pos ronda dan memperbanyak patroli. Selain itu, edukasi anti-kekerasan dan penanganan masalah pelajar sejak dini penting untuk menghindari insiden serupa.

Penutup

Kesimpulan Kronologi dan Dampak Bentrokan

Bentrok antara Warga Desa Hunut dan Desa Hitu di Ambon memicu kehancuran fisik dan ketegangan sosial: rumah dibakar, kantor desa dirusak, kepala desa dianiaya, dan seorang pelajar tewas. Kerusuhan ditengarai bermula dari tawuran mahasiswa yang kemudian meluas jadi konflik komunitas. Aparat dan Pemkot sudah sigap merespons, tapi kondisi emosional warga menuntut penanganan intensif.

Harapan Pemulihan dan Kedamaian

Semoga segera terjalin perdamaian dan pengelolaan konflik yang lebih bri kerja. Pemerintah bersama lembaga masyarakat harus merapatkan barisan untuk membangun kembali kepercayaan antar warga, menghindari norma kekerasan, dan memastikan insiden serupa tidak berulang. Keadilan dan pemulihan trauma menjadi prioritas demi stabilitas jangka panjang kota Ambon.