Viral Daerah

Mengenal Sumber Gempa Jawa Barat, dari Sesar Lembang hingga Sesar Citarik

Peta Gempa Jawa Barat: Mengapa Wilayah Ini Rawan Gempa? 

pesonakebun.com – Jawa Barat rentan gempa karena berada di atas zona subduksi yang memotong pulau Jawa bagian selatan, termasuk segmen Jawa Barat—yang menjadi sumber gempa megathrust samudera. Selain itu, berbagai sesar aktif daratan seperti Sesar Lembang dan Sesar Citarik juga berkontribusi signifikan terhadap risiko seismik regional.

Setiap wilayah Jawa Barat memiliki karakter geologi berbeda—yang memengaruhi intensitas dan jenis gempa. Misalnya, Sesar Cimandiri di wilayah selatan dan Sesar Lembang di utara Bandung, bahkan hingga sesar-sesar baru seperti Cileunyi-Tanjungsari dan Sesar Garsela.

Secara total BMKG mengidentifikasi 11 sesar aktif yang berpotensi membangkitkan gempa signifikan di Jawa Barat. Ini termasuk Sesar Lembang, Citarik, Cimandiri, Baribis, Cipeles, Garsela, Cipamingkis, Cuggunang, Cileunyi–Tanjungsari, Sumedang, dan Tomo.

Sesar Lembang: Ancaman Utama Gempa di Bandung Raya

Sesar Lembang adalah sesar geser mendatar (left-lateral strike-slip) sepanjang ±29 km, berada kira-kira 10 km di utara Kota Bandung. Ia terbagi dua segmen: Barat dan Timur.

Kajian geologis menunjukkan adanya pergeseran sekitar 3–5,5 mm/tahun. Potensi gempa maksimum yang bisa dihasilkan berkisar antara magnitudo 6,5 hingga 7,0.

Lokasi sensitif termasuk Lembang, Padalarang, Cimahi, dan Bandung Utara – yang termasuk zona merah dengan potensi dampak kerusakan tinggi (VII–VIII MMI).

BMKG telah memantau sesar Lembang sejak 1963, awalnya dengan seismograf analog dan kini sudah pakai sensor digital modern. Meski belum tercatat gempa besar historis, gempa kecil beberapa kali terjadi di jalur sesar ini.

Sesar Citarik & Sesar Lain: Penting tapi Kurang Terkenal

Sesar Citarik membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu melewati Gunung Salak, Jonggol, hingga Bekasi. Meski aktivitasnya tergolong rendah, pernah memicu gempa skala M4,1 pada April 2025.

Sesuai data BMKG, terdapat sesar lain penting seperti Cimandiri, pernah memicu gempa M5,1 di Cianjur pada 2023; serta Baribis, pembangkit gempa masa lalu M6,5 di Karawang (1862).

Sesar Cileunyi–Tanjungsari dan Sumedang baru terpetakan pasca gempa lokal, sedangkan Garsela dan Cipamingkis adalah bagian zona patahan aktif di selatan dan timur Jawa Barat.

Mengapa Semua Ini Penting? Dampak dan Kesiapsiagaan 

Jika terjadi gempa besar di sesar Lembang, wilayah kota Bandung bisa terguncang keras—apalagi dengan banyak bangunan tua dan kurang tahan gempa. Intensitas gempa bisa mencapai VII–VIII MMI, memicu kerusakan serius hingga tanah longsor.

Sementara gempa di sesar Citarik bisa mengancam Jakarta dan sekitarnya, yang padat penduduk—meski terjadi lebih jarang. Perlu pemetaan, zonasi, serta penyiapan jalur evakuasi dan rumah tahan gempa di cakupan sesar ini.

BMKG dan BRIN mendorong penguatan mitigasi dengan:

  • Peningkatan pemantauan seismik di jalur sesar,

  • Edukasi masyarakat,

  • Penandaan zona risiko (merah-kuning-hijau),

  • Standarisasi bangunan tahan gempa,

  • Penerapan evakuasi di daerah rawan gempa.

Penutup

Kita sudah mengenal berbagai sumber gempa Jawa Barat, mulai dari Sesar Lembang yang paling berbahaya di Bandung, hingga sesar lain seperti Citarik, Cimandiri, Cipamingkis, dan Garsela. Semua punya potensi guncangan, sehingga mitigasi harus jadi prioritas.

Kesimpulan & Ajakan

Kesimpulan:
Mengenal sumber gempa Jawa Barat penting: Sesar Lembang punya potensi M7 dan dekat kota, sedangkan sesar lain juga mengancam wilayah padat. Mitigasi dan kesadaran publik krusial untuk mengurangi risiko.

Ajakan:
Yuk sebarkan kesadaran soal jalur sesar aktif di Jawa Barat—bantu orang paham dan siaga sebelum bencana benar-benar datang. Share artikel ini ke keluarga dan teman agar makin siap hadapi gempa.