Apakah Hojlund Menyerah di MU? Masa Depan Semakin Tertutup
pesonakebun.com – Situasi Rasmus Hojlund di Manchester United makin genting setelah dia dicoret dari skuad pembuka Premier League kontra Arsenal dan kini mulai “tersingkir” dari rencana pelatih baru Ruben Amorim. Penunjukan Benjamin Šeško sebagai front spear mengokohkan posisi Hojlund—yang sebelumnya dibeli besar—sebagai cadangan atau bahkan pemain yang tidak lagi diinginkan.
Laporan lain menyebut bahwa Milan sempat merencanakan pinjaman kepada AC Milan, namun gagal karena persyaratan opsi beli yang tidak memenuhi syarat favorit Milan. Kini Napoli muncul sebagai opsi nyata, seiring cedera striker andalan mereka, Romelu Lukaku.
Apa Sebenarnya yang Terjadi? Dari Konflik Pelatih, Performanya, hingga Transfer
Sudah tidak lagi terlihat dalam pilihan utama, Hojlund bahkan diseleksi keluar dari skuad dalam laga pembuka Liga Inggris, sebuah sinyal bahwa pelatih tidak ingin membebani strategi tim dengan kehadirannya. Selain itu, Manchester United kini aktif di bursa transfer, dengan target nama seperti Viktor Boniface, Camavinga, dan lainnya yang semakin memperkecil peluang Hojlund.
Media juga mengabarkan bahwa Manchester United telah sepakat secara lisan dengan Milan menuju kesepakatan pinjaman, tetapi negosiasi tidak final karena Hojlund sendiri menolak skema pinjaman, lebih memilih transfer permanen
Dampak Performa dan Reaksi Sosial — Apakah Ini Tanda “Menyerah”?
Masa sulit Hojlund bukan hanya karena tekanan persaingan. Pelatih Ruben Amorim dan staf pelatih disebut sudah “kehilangan kesabaran” melihat hasil minus—Hojlund gagal mencetak gol dalam 16 laga liga hingga awal 2025, angka yang jauh dari level striker mahal setara €77 juta.
Para penggemar online menyampaikan kritik pedas—dari positioning yang buruk, kurangnya support, hingga minimnya kontribusi dalam skema bermain tim. Salah satu komentar yang mencuat menyebut:
“No supply = no goals.”
“Even if he makes runs, he rarely receives the ball in the box. Man Utd just doesn’t help him.”
Sementara itu, ada pula yang menyayangkan bukan hanya kuatnya flow permainan MU, tetapi bahwa Hojlund seakan tidak cocok dengan sistem atau cara bekerja sama tim, yang membuatnya terlihat pasif bahkan di momen penting.
Penutup
Kesimpulan — Belum Bisa Dibilang Hojlund Menyerah, tapi Jalan Dia di MU Semakin Sempit
Rasmus Hojlund belum secara eksplisit menyerah di Manchester United, tapi fakta-fakta menunjukkan keseleo serius dalam masa depannya: tergeser dari skuat utama, ditawarkan peminjaman yang ditolaknya, dan minim kepercayaan struktural dari klub. Spekulasi transfer pun makin menggema—sebuah pertanda bahwa perpisahan bisa jadi solusi terbaik.
Harapan — Pilihan Keyakinan atau Lari dari Tekanan?
Hojlund punya kontrak lama hingga 2030, namun kalau dia tetap ingin main, dia butuh dukungan nyata—peluang, sistem yang mendukung, dan pelatih yang benar-benar menempatkannya. Jika tak, transfer permanen ke klub seperti Napoli atau Atalanta bisa menjadi momentum demi mengembalikan karier. Tergantung Hojlund: terus berjuang di Old Trafford atau cari restart?